Teknik kimia (Inggris: chemical engineering) adalah ilmu teknik atau rekayasa yang mempelajari pemrosesan bahan mentah menjadi barang yang lebih berguna, dapat berupa barang jadi ataupun barang setengah jadi. Ilmu teknik kimia diaplikasikan terutama dalam perancangan dan pemeliharaan proses-proses kimia, baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar seperti pabrik. Insinyur teknik kimia yang pekerjaannya bertanggung jawab terhadap perancangan dan perawatan proses kimia pada skala pabrik dikenal dengan sebutan "insinyur proses" (process engineer). Selain itu, insinyur teknik kimia juga terkait dengan penelitian dan pengembangan proses kimia.
Teknik Kimia merupakan salah suatu cabang ilmu teknik yang berfokus pada proses-proses kimia dan memiliki implementasi pada fasilitas-fasilitas produksi skala komersial. Ilmu teknik kimia telah berperan penting dalam sejarah Indonesia, dari sebelum masa Perang Dunia II, setelah Proklamasi Kemerdekaan, sampai sekarang ini. Pendidikan teknik kimia di Indonesia diresmikan pada awal abad ke-20 dengan pendiri dari Sekolah Teknik Sipil untuk memenuhi tenaga kerja di bidang industri-industri pertanian seperti gula dan karet, dan pada kilang-kilang minyak bumi. Peresmian pertama program teknik kimia hanya dikenalkan pada tahun 1940. Didirikan tahun 1947, Departemen Teknik Kimia dari Fakultas Teknologi Industri pada Institut Teknologi Bandung, yang pada waktu itu disebut Bandoeng Technische Hoogeschool, merupakan institusi pendidikan Teknik Kimia tertua yang ada dalam negeri. Pada waktu itu di Bandoeng Technische Hoogeschool didominasi oleh para profesor berkebangsaan Belanda. Pada tahun 1957 Departemen Teknik Kimia dipindahkan ke Universitas Indonesia di bawah Fakultas Teknik. Baru pada tahun 1959, Departemen Teknik Kimia berada di bawah naungan Intitut Teknologi Bandung. Pada bulan Mei 2001, terjadi perubahan nama dari Jurusan Teknik Kimia menjadi Departemen Teknik Kimia.
Penjelasan tentang teknik kimia
Teknik kimia selalu menitikberatkan pekerjaannya untuk menghasilkan proses yang ekonomis. Untuk mencapai tujuan ini, seorang insinyur teknik kimia dapat menyederhanakan atau memperumit aliran proses produksi untuk memperoleh proses yang ekonomis. Selain melalui perancangan aliran proses produksi, seorang insinyur teknik kimia juga dapat menghasilkan proses yang ekonomis dengan merancang kondisi operasi. Beberapa reaksi kimia memiliki laju reaksi yang lebih tinggi pada tekanan atau temperatur operasi yang lebih tinggi. Proses produksi amonia adalah contoh dari pemanfaatan tekanan tinggi. Agar laju pembentukan amonia cepat, reaksi dilangsungkan dalam suatu reaktor bertekanan tinggi.
Proses-proses kimia berlangsung dalam peralatan proses. Peralatan proses umumnya merupakan satu unit operasi. Unit-unit operasi kemudian dirangkaikan untuk melakukan berbagai kebutuhan dari sintesis kimia ataupun dari proses pemisahan. Pada beberapa unit operasi, peristiwa sintesis kimia dan proses pemisahan berlangsung secara bersamaan. Penggabungan dari keduanya ini bisa dilihat dari proses distilasi reaktif.
Ilmu-ilmu yang menjadi dasar dalam teknik kimia, antara lain adalah:
- Neraca massa
- Neraca energi
- Peristiwa perpindahan massa, energi, momentum
- Reaksi kimia
- Termokimia
- Termodinamika
Terdapat pula ilmu-ilmu pendukung yang teknik kimia, antara lain:
- Mekanika fluida
- Ilmu tentang material
Selain ilmu dasar dan ilmu pendukung, terdapat pula kemampuan-kemampuan dan pengetahuan-pengetahuan aplikatif yang perlu dikuasai oleh seorang insinyur teknik kimia, antara lain:
- Pengendalian proses kimia
- Instrumentasi
- Perancangan proses kimia
- Penanganan limbah pabrik
- Prosedur keselamatan pabrik kimia
- Evaluasi ekonomi pabrik kimia
- Manajemen proyek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar